“Industry As A Strategic Partner In Research And Academic Development Of Chemisty Study Programs”
Jakarta. Program Studi Kimia bekerjasama dengan PT. Paragon Technology and Innovation menyelenggarakan Webinar Virtual Industry Innovation (VISION) pada hari Rabu (15/09/21). Webinar dilaksanakan sebagai bentuk kerjasama prodi kimia, HIMKA, dan industri yang dilaksanakan secara berkala. Narasumber webinar adalah Nur Huda Arif Indiarto, B.Sc (Research and Development Executive PT. Paragon Technology and Innovation) dan dimoderatori Hendrawati, M.Si (Dosen Prodi Kimia). Peserta webinar sebanyak 300 orang yang terdiri dari mahasiswa kimia, dosen, dan undangan.
 – Prodi Kimia _ FST UIN Jakarta_files/1-6.jpeg)
PT Paragon bergerak di bidang kosmetik dan skincare yang menjadi pioneer kosmetik halal di Indonesia. Industri halal ini sejalan dengan salah satu fokus kajian Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Webinar ini erat kaitannya dengan kajian pada mata kuliah mengenai industri, pangan halal, serta obat dan kosmetik yang masuk dalam kurikulum prodi kimia. Selain itu, telah banyak penelitian di prodi kimia yang mengarah ke arah kosmetik. Dengan adanya kesamaan ini, webinar terasa sangat penting untuk dilaksanakan. Salah satu tujuan utamanya adalah mendekatkan dan membuka wawasan mahasiswa kimia terhadap pentingnya produk halal di Indonesia.
 – Prodi Kimia _ FST UIN Jakarta_files/1-2.jpeg)
 – Prodi Kimia _ FST UIN Jakarta_files/1-3.jpeg)
Webinar dimulai pukul 09.00 tepat. Diawali oleh pembacaan susunan acara oleh Jasmine Syifa Dilia (Kimia 2019), pembacaan ayat suci al-Quran oleh Shava Fitrah Sahaja (Kimia 2020), dan sambutan pembuka dari Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D. (Dekan Fakultas Sains dan Teknologi). Dalam sambutannya, dekan mengapresiasi langkah aktif program studi kimia dalam mendekatkan akademisi dan industri. Terlebih lagi industri halal yang sejalan dengan nilai ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.
 – Prodi Kimia _ FST UIN Jakarta_files/1-7.jpeg)
Acara inti diawali dengan pembacaan CV narasumber oleh moderator dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narsumber. Dalam pemaparannya, disampaikan bahwa PT Paragon menggolongkan produksi kosmetik menjadi dua, yaitu Color/Decorative Product dan Skincare & Personal Care. Decorative Product fungsinya untuk memperbaiki penampilan, seperti powder, foundation, lipstik. Hanya untuk memberikan warna atau memberikan tekstur pada kulit. Sedangkan untuk Skincare fungsinya untuk merawat kulit berjerawat, merawat kulit comedogenic, membersihkan kulit dan rambut. Decorative product dikategorikan menjadi:
- Powder (Loose powder, eyeshadow, blush)
- Semisolid (Lipstik, Lipbalm, Sunstick, Blush On)
- Decorative emulsion (Foundation, Lipcream, BB Cream, CC Cream)
- Mascara (Volumize, Curl)
- Eyeliner (Matic, Pencil, Waxy)
Untuk skincare dan personal care dikategorikan menjadi:
- Emulsion (Moisturizer, Sunscreem, Lotion, Serum)
- Liquid/Gel (Aloe gel, Face mist, Toner, Micellar water, Serum)
- Rinse off : (1) Face care (Soap base paste, Surfactant based gel, combo base); (2) Body care (Soap bar, Soap base liquid, Surfactant base liquid);
- Hair Care : (1) Shampoo (Conventional, Silicon Free, Amino acid); (2) Treatment (Conditioner, Hair mask, Hair styling, Hair vitamin)
Luasnya cakupan dari dunia kosmetik, stakeholdernya juga cukup banyak. Mulai dari penyedia raw material, testing, manufacture, sampai Sales & Distributor. Industri kecantikan merupakan sektor industri yang paling berkembang pesat jika dibandingkan dengan yang lainnya berdasarkan data dari FMCG (Fast Moving Customer Good). Dalam FMCG ada beberapa sektor, yaitu food, dairy, beverages, personal care, home care. Bisa dilihat dari grafik pertumbuhan secara volume maupun pertumbuhan secara value, untuk sektor personal care ataupun home care berkembang lebih besar dibandingkan food, dairy, ataupun beverages. Jadi dunia kosmetik saat ini berkembang cukup pesat terutama di Indonesia. Indonesia juga dalam market Asean Pasific menyumbang cukup besar, hampir 20% dari personal care global market itu merupakan kontribusi dari Indonesia.
 – Prodi Kimia _ FST UIN Jakarta_files/1-10.jpeg)
Dengan potensi yang begitu besar, kolaborasi dan inovasi selalu dituntut dari waktu ke waktu. Sumber-sumber datangnya inovasi dalam dunia kosmetik, diantaranya:
- Formulasi → mulai dari consumer behavior, market trend, supplier and principal, exhibition, consultant, dan care formulation.
- Raw Material → Source raw material, technology process, story, efficacy, mode of action, collaboration with university.
- Technology Process → Low energy emulsification (number of premix, leadtime, cold process, inline/inbatch production).
- Efficacy → Consumer insight/behavior, benchmark/competitor, supplier and principal, medical university, doctor/dermatologist, clinical research.
Sesi akhir kegiatan diisi dengan diskusi interaktif. Dengan adanya hubungan yang erat antara program studi kimia dan bidang industri PT Paragon, peserta webinar sangat antusias mengajukan pertanyaan. Diantara pertanyaan yang muncul adalah mengenai pengujian kosmetik sebelum dipasarkan, menangani produk yang kurang diterima pasar, sampai cara produksi yang mengutamakan kualitas dengan harga terjangkau. Di Penghujung acara diadakan kuis berhadiah yang melibatkan seluruh peserta webinar. Kuis ini dimenangkan oleh Antudrika, Shafa Tsamarah, dan Widyah Hartati.
 – Prodi Kimia _ FST UIN Jakarta_files/1-9.jpeg)
 – Prodi Kimia _ FST UIN Jakarta_files/2.png)
Pasar yang besar dan potensi perkembangan yang ada memungkinkan untuk terus ada kolaborasi antara akademisi dan industri. Akademisi dapat berperan aktif dengan penelitian-penelitian terkait. Sehingga harapannya industri halal semakin maju di Indonesia. Hal ini sangat mungkin dikarenakan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di Dunia. (AFT)