“CARA PRODUKSI OBAT YANG BAIK SEDIAAN BIOLOGIS”
Jakarta. Rabu (14/07/2021). Prodi kimia melaksanakan webinar bersama industri Biofarma. Webinar ini dilaksanakan sebagai bentuk usaha mendekatkan prodi kimia dengan dunia industri. Selain itu, dilaksanakan dalam rangka menggantikan kunjungan industri on site yang secara rutin dilaksanakan oleh prodi kimia. Tema yang diangkat adalah cara produksi obat yang baik dalam sediaan biologis. Webinar ini terselenggara atas kerjasama prodi kimia, biofarma, dan himpunan mahasiswa. Narasumber utama adalah DR. Neni Nurainy, Apt. (R & D Project Integration Manager BIOFARMA). Peserta webinar sebanyak 117 orang yang terdiri dari dosen prodi kimia, mahasiswa dan alumni prodi kimia, serta dekanat.
Webinar dimulai pada pukul 08.30 wib dengan pembawa acara Jasmine Syifa Dilia (Kimia 2019) dan Yulyani Nur Azizah, M.Si sebagai moderator. Acara dibuka oleh dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D. Dalam sambutannya, dekan mengapresiasi kegiatan ini. Lebih jauh lagi, dengan kondisi pandemi yang belum juga berakhir perlu untuk diberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa tentang bagaimana industri bekerja di bidang produksi vaksin.


Narasumber memaparkan posisi biofarma sebagai industri strategis yang telah ada sejak 6 Agustus 1890 M. Salah satu bentuk usaha biofarma adalah produksi produk biologis. Produk biologis ini terdiri dari vaksin, biosimilar, dan blood derived products. Untuk menjaga kualitasnya, biofarma menerapkan cGMP (Good Manufacturing Practice) ketat dalam proses produksinya terkait metoda, alat, fasilitas, dan kontrol. Kualitas dijaga sedemikian rupa agar memenuhi kualitas manajemen, kualitas desain, dan kulitas sistem.

Pedoman yang menjadi acuan biofarma adalah WHO (Technical Report Series), EMEA (European Medicinal Product Evaluation), FDA (Food and Drug Administration/Association) US Pharmaceutical Regulator, dan PICs (Pharmaceutical Inspection Control). Komponen cGMP yang menjadi perhatian adalah Sistem Mutu Industri Farmasi; Personalia; Bangunan – Fasilitas; Peralatan; Produksi; Cara Penyimpanan Pengiriman Obat yang Baik; Pengawasan Mutu; Inspeksi Diri, Audit Mutu, Audit dan Persetujuan Pemasok; Keluhan dan Penarikan Produk; Dokumentasi; Kegiatan Alih Daya; Kualifikasi dan Validasi.
Dalam melaksanakan perannya, biofarma berkolaborasi dengan lembaga penelitian, universitas, pemerintah, dan industri terkait. Dari kerjasama ini, biofarma dapat menghasilkan produk untuk pasar dalam maupun luar negeri. Produk tersebut diantaranya adalah vaksin berbagai virus dan kit PCR Covid-19.

Secara umum dijelaskan juga bagaimana proses prosuksi vaksin. Proses ini dimulai dari tahap seleksi bibit terbaik (vaksin), pengujian, sampai vaksin siap digunakan. Produksi ini memerlukan waktu sampai dapat dipastikan tingkat kualitas maupun konsistensi dari produk.

Sesi berikutnya dilaksanakan diskusi interaktif antara narasumber dan peserta. Dengan masih belum berakhirnya pandemi covid-19, banyak disampaikan pertanyaan terkait. Diantara pertanyaan tersebut adalah proses produksi vaksin covid, keamanan vaksin, dan sejauh mana penelitian telah dilakukan. Pada intinya, biofarma memastikan bahwa vaksin sangat penting untuk diperoleh. Terlepas dari adanya temuan kasus efek samping merugikan (sangat kecil persentasenya), manfaat dari vaksin jauh lebih besar. Meskipun demikian, vaksin tidak menjamin kekebalan dari infeksi virus, akan tetapi dengan adanya vaksin, tingkat keparahan infeksi virus dapat sangat diturunkan. Oleh karena itu, protokol kesehatan ketat harus selalu diterapkan.

Webinar berakhir pada pukul 11.00 WIB. Dengan selesainya webinar ini, diharapkan peserta webinar mendapatkan gambaran bagaimana biofarma memerankan perannya. Selain itu, peserta dapat mendapatkan wawasan serta lebih memahami hubungan tak terpisahkan antara Universitas dan Industri. (AFT)