
Jakarta. Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Jakarta menggelar studium generale yang mengusung tema Inovasi Kimia untuk Obat Herbal dan Biosensor yang bertempat di Ruang Teater lantai 2 FST UIN Jakarta pada Kamis, 16 Maret 2023. Selanjutnya kegiatan yang dipandu oleh MC Salwa Nabila Hanum (mahasiswi angkatan 2021) ini melanjutkan acara berikutnya dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Erica Dwi Permata (mahasiswi angkatan 2021).
Acara yang dihadiri sekaligus dibuka oleh Dekan FST UIN Jakarta, Bapak Ir. Nasrul Hakiem, Ph.D tersebut, menghadirkan narasumber dari Institut Pertanian Bogor sekaligus Ketua Departemen Kimia IPB, Prof. Dr. Dyah Iswantini Pradono, M.Sc.Agr. Selain itu acara ini dihadiri oleh ketua program studi kimia UIN Jakarta Dr. La Ode Sumarlin M.Si dan dipandu oleh Dr. Sri Yadial Chalid M. Si sebagai moderator, serta dihadiri oleh segenap jajaran dosen Kimia UIN Jakarta.
Dalam sambutannya, Bapak Ir. Nasrul Hakiem menyampaikan agar mahasiswa beserta jajaran dosen yang hadir pada Studium General kali ini dapat mengikuti dan mengambil hikmah dari pemaparan materi serta dapat mengajukan pertanyaan sebanyak mungkin.

Sementara itu, dalam pemaparan materi oleh Prof. Dyah Iswantini Pradono, beliau menyampaikan korelasi antara pusat studi Biofarmaka Tropika yang fokus mengkaji tentang herbal dengan minat penelitian mengenai biosensor bahwa pada dasarnya herbal dapat menghasilkan obat, sedangkan biosensor dapat digunakan untuk deteksi bidang kesehatan. Selain itu, pemaparan dilanjutkan dengan membahas beragamnya kekayaan flora di Indonesia serta pemanfaatannya dalam bidang kesehatan “Indonesia adalah negara dengan mega biodiversitas. 3 per empat dari 40.000 spesies flora dari seluruh dunia ditemukan di Indonesia, 940 diantaranya baru diketahui khasiatnya sebagai obat tradisional”
Selanjutnya Prof. Dyah memaparkan perbedaan dari jamu, obat herbal berstandar, serta fitofarmaka yang merupakan klasifikasi obat herbal yang ditetapkan oleh BPOM. Obat herbal berstandar adalah jamu yang nantinya akan dilakukan penelitian lebih lanjut dan akan diujikan pre-klinik terhadap hewan coba serta toksisitas akut dan subkronik. Sedangkan jamu syaratnya hanya uji keamanannya terjamin dan jika tidak toksik sudah dapat didaftarkan sebagai produk jamu, dan biasanya formula yang didaftarkan sebagai jamu sudah sejak dulu dipakai oleh nenek moyang kita. Selain itu, produk fitofarmaka merupakan produk yang sudah melalui pengujian terhadap manusia.
Selain beberapa poin di atas, Prof. Dyah melanjutkan pembahasan mengenai obat herbal yang dapat digunakan untuk mengatasi beberapa penyakit degeneratif seperti hipertensi, gout (asam urat) serta obesitas. Obat herbal antihipertensi bisa didapatkan dari ekstrak tanaman seperti pegagan, Sambiloto, dan juga Kumis kucing.
Dalam penelitiannya, beliau juga menambahkan bahwa semua prosesnya mulai dari budidaya, proses formulasi hingga komersialisasi tidak akan bisa berjalan dengan baik jika hanya dilakukan seorang diri. oleh karena itu perlu dilakukan kerja sama yang baik oleh semua pihak agar penelitian tersebut dapat berjalan dan diperoleh hasil yang bermanfaat.
Selain itu, pemateri menyampaikan proses pembuatan obat herbal yang diawali dengan skrining dari berbagai tanaman obat di Indonesia berdasarkan literatur. Selain itu dilakukan skrining berbagai ekstrak dan diuji dengan ezim ACE (Angiotensin Converting Enzyme) karena enzim tersebut bisa mengkatalisis proses-proses yang ada dalam tubuh kita yang akan menyebabkan hipertensi, sehingga aktifitas ACE akan dihambat dengan ekstrak tanaman yang sedang diuji. Selanjutnya setelah ditemukan ekstrak yang paling berpotensi, ekstrak tersebut dikumpulkan lalu dapat dilakukan uji terhadap hewan coba. Lalu dilakukan uji pre-klinik dan diitemukan khasiat yang setara dengan obat hipertensi lainnya seperti kaptopril dan amlodipine.

Selain obat herbal antihipertensi ini, terdapat obat herbal antigoat atau anti asam urat yang sudah mendapat sertifikat merek dan izin edar dari BPOM dengan merek BioLuric yang inovasinya sudah diawali dari 2003 hingga baru launching di tahun 2023 ini. Beliau juga berpesan kepada kita selaku mahasiswa untuk tetap semangat dan jangan mudah menyerah dalam menghadapi proses penelitian kedepannya.
Acara ini cukup mendapat antusiasme yang tinggi dari para mahasiswa yang hadir yaitu mencapai kurang lebih 150 peserta. Hal tersebut nampak dari banyaknya pertanyaan dari peserta kepada narasumber. Rangkaian penutup acara ini diakhiri oleh pembacaan doa oleh Maulana Hasan Alghifari (mahasiswa angkatan 2021) serta sesi foto bersama oleh para peserta dengan narasumber. (HIMKA)