We are Chemistry, We are Family!
Slogan ini akan selalu menemani ketika menempuh pendidikan di jurusan Kimia, yaa.. Jurusan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurusan yang suka dianggap sebagai pembuat bom paling mahir didunia. NO… Kimia itu ternyata memiliki jaringan yang sangat luas. Dia bisa mesra dengan Biologi sebagai Biokimia, Pangan Fungsional, Bahan Alam, Mikrobiologi, Bioteknologi dan lainnya. Juga bisa berdampingan dengan Fisika sebagai Kimia-Fisik, Instrumentasi dan Organik-Fisik. Matematika juga bisa temenan dengan Kimia karna didalamnya juga terdapat rumus dan turunannya bahkan ada aplikasi Math-chem buat bantuin para Kimia-lovers khususnya dalam menyelesaikan penelitiannya. Kimia juga mengalami modernisasi seperti adanya mata kuliah Kimia Komputasi. Dan masih banyak lagi mata kuliah lainnya yang ada dijurusan Kimia.
Sebagai mahasiswa tentu sangat sulit menguasai semua matkul tersebut dalam masa 4-5 tahun. So… kelompok belajar bagi saya menjadi salah satu sarana yang mampu membantu kita mengusai matakuliah dijurusan Kimia. Saat saya mulai mengenal Kimia Organik disitu adrenalin mulai muncul (saking susahnya hehe). Saya, Ricky, Aldi, Langgeng, Ihda dan Herry membuat kelompok belajar yang kita namai dengan Officer BPP. Masing-masing memiliki kepintaran dibidangnya, contohnya seperti Ricky dan Aldi yang jago sekali Kimia Organik, Herry dibidang katalis, Ihda dan Langgeng dibidang bahan alam. Kos-kosan saya dan Langgeng menjadi basecamp, kita belajar bareng dan sharing apa yang kita pelajari bahkan bisa sampai debat ilmu tapi seru.
Dosen-dosen nya juga sangat baik, ada yang dijuluki Ibu Peri, yaa….. Karna bapak dan ibu dosennya ramah. Selain kelompok belajar, kamu bisa memanfaatkan waktu luang (asalkan tidak menggangu) disela-sela perkuliahan untuk bertanya sampai paham matkulnya. Ya… bimbingan dengan dosen menjadi salah dua cara agar bisa mengusai matakuliah yang ada di Kimia. Mungkin beberapa mahasiswa ada yang masih malu-malu, tapi cobalah untuk berani membuat janji ketemu dengan dosennya dan katakan bahwa kamu butuh bimbingan mengenai materi ini itu, tujuannya supaya nanti diakhir semester kamu bisa mendapatkan nilai yang bagus.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nahl ayat: 43 dan surat al-Anbiya ayat: 7
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون
Artinya: “Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui”. Ini adalah prinsip pokok ajaran Al-Qur’an yang jelas, dimana Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk belajar kepada Ahlinya, so mulai sekarang hilangkan rasa malu yang berlebihan dan jujurlah kepada diri sendiri bahwa kamu butuh bimbingan teman atau dosen (bukan dengan menyontek).
Selain membuat kelompok belajar mandiri dan bimbingan dosen, organisasi kampus khususnya Kimia, yakni HIMKA menyediakan beberapa tutor untuk membantu mu belajar kalau kamu masih malu-malu untuk ketemu dosen. Apalagi dimasa pandemic sekarang, mungkin HIMKA bisa mengadakan kuliah online dengan pengajar dari luar seperti para alumni atau mungkin anak Kimia itu sendiri. Tiga cara ini sangat ampuh membantu, ya setidaknya walaupun gak jadi ahli, bisa faham inti dari matakuliah tersebut. Jangan terlalu fokus untuk mengejar nilai karna nilai yang bagus hanya sebagai penghargaan buatmu tetapi fokus lah untuk faham matakuliah yang ada karna kalau kamu faham pasti nilaimu juga bakalan bagus.
Jika tiga cara diatas masih belum membantu dalam memahami matakuliah dijurusan Kimia, bisa mencoba cara terakhir yakni menjadi Asisten Laboratorium PLT. Menjadi aslab membuat kita memiliki waktu untuk mengulang kembali matkul yang telah kita pelajari dikelas, bahkan kamu bisa berkontribusi dalam membuat modul praktikum menjadi lebih keren. Aslab membuat kita bisa belajar menangani masalah seperti ketumpahan bahan kimia, menangani bahan yang toxic, dan mungkin bisa mengusai MDS. Semoga kedepannya PLT Kimia UIN memiliki ruangan khusus aslab sehingga nanti ruangan ini bisa digunakan juga sebagai tempat bimbingan belajar antar mahasiswa.
Jika kamu merasa tenggelam atau beberapa alumni bilang “Kejebur dijurusan Kimia”. Maka bertahanlah…. Prinsip yang selalu saya gunakan adalah jika saya tercebur, maka saya akan berusaha belajar berenang atau menggunakan segala sesuatu yang ada disekitar entah itu menggapai ranting pohon, bertahan dengan papan yang sedang hanyut daripada membiarkan diri ini mati tenggelam. So manfaat kan habis-habisan kemampuan seperti menjadi relawan kampus, mengikuti organisasi kampus, pengajar bimbel, asisten lab dan kegiatan positif lainnya. Insyaallah hal-hal positif ini mendatangkan dampak positif bagi diri sendiri khususnya perkuliahan yang sedang dijalani. Karena prinsip inilah alhamdulillah pada Oktober 2017-April 2019 saya mendapatkan beasiswa personal dari mantan Ketua IDI Jakarta Timur, Dr. Fauzy Masjhur, SH, MKes karena mengajar sains di Pesantren Subulul Ihsan. Selain itu saya berkesempatan melakukan penelitian skripsi di Pertamina RTC dibawah bimbingan bapak Wawan Rustyawan, M.T yang merupakan alumnus ITB dan expert dibidang katalis. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya selama berkuliah di jurusan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga apa yang saya tulis ini bisa memotivasi banyak orang untuk bersama-sama membuat bibliografi hidup yang terbaik dan menyumbangkan pemikirannya bagi kemajuan Bangsa dibidangnya masing-masing. (Sarwan, Lulusan terbaik wisuda ke-116 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)